ARTIKEL
ESTETIKA KURSI GOYANG WINDSOR
Oleh:
Thoha
Mustajib
141260000275
Desain
Produk/III
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’
KABUPATEN JEPARA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kriya merupakan suatu proses dalam
berkesenian dengan berkegiatan mengolah benda-benda dan kekayaan alam
lingkungan sekitar kita menjadi suatu benda yang mempunyai sebuah fungsi tanpa
meninggalkan nilai artistik atau keindahan pada benda tersebut. Benda kriya
diciptakan oleh seorang desainer kriya, bukan mengikuti kepuasan emosi seperti
halnya melukis atau mematung akan tetapi lebih mengutamakan kepada nilai
fungsi benda kriya tersebut.
Kriya yang dibuat dengan
bahan dari kayu sudah ada sejak abad ke-15. benda-benda atau karya kriya kayu bisa
dibuat dengan keahlian tangan atau dengan bantuan mesin. Jika menggunakan
alat-alat mesin tetapi masih ada sentuhan keahlian tangan, maka hasil karya
tersebut merupakan kriya kayu dengan produksi terbatas.
“Kayu adalah
bahan yang sangat penting untuk bahan bangunan, perabotan rumah tangga, alat musik, benda
seni, dan lain sebagainya. Kayu dibutuhkan untuk
dijadikan bahan bangunan,
furniture, kerajinan, dan lain sebagainya. Kayu yang memancarkan
keindahan dan kehangatan alami, merupakan salah satu bahan benda
kriya yang sulit ditandingi. Corak serat kayu yang beragam dan bernilai
tinggi, menjadi inspirasi para pengrajin. (Suziyanti Al Himawan : Serial
Rumah “Kayu dan Aplikasinya”).
B.
RUMUSAN MASALAH
Menguak nilai nilai estetika dalam kursi goyang
windsor?
C.
TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata
kuliah Metodelogi Design
2. Untuk menambah nilai
estetika kursi goyang windsor
D.
MANFAAT KAJIAN
1.
Menambah pilihan desain – desain mebel
pada produk meja sehingga lebih banyak pilihan.
2.
Dapat menjadi alternatif pembanding
dibidang desain di masa mendatang, sehingga mampu bersaing dalam dunia desain
produk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ESTETIKA DESAIN
Kata estetika berasal dari kata Yunani
aesthesis yang berarti perasaan, selera perasaan atau taste. Dalam prosesnya Munro mengatakan bahwa
estetika adalah cara merespon terhadap stimuli, terutama lewat persepsi indera,
tetapi juga dikaitkan dengan proses kejiwaan, seperti asosiasi, pemahaman,
imajinasi, dan emosi. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala
sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari apa yang
kita sebut keindahan.
Teorikus Seni dan Desain dewasa ini
cenderung untuk menggunakan istilah estetika sebagai suatu kegiatan pengamatan
yang tidak terpisah dari pengalaman Seni dan Desain. Kemudian istilah estetika
berkembang menjadi keindahan, yaitu usaha untuk mendapatkan suatu pengertian
yang umum tentang karya yang indah, penilaian kita terhadapnya dan motif yang
menasari tindakan yang menciptakannya.
Estetika adalah hal yang mempelajari
kualitas keindahan dari obyek, maupun daya impuls dan pengalaman estetik
pencipta dan pengamatannya. Estetika dalam kontek penciptaan menurut John
Hosper merupakan bagian dari filsafat yang berkaitan dengan proses penciptaan
karya yang indah. Dari pengertian ini, bila dipahami bahwa estetika adalah ilmu
yang mempelajari kualitas estetik suatu benda atau karya dan daya impuls serta
pengalaman estetik pencipta maupun penghayat terhadap benda atau karya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa estetika adalah hal-hal yang mempelajari keindahan yang
berasal dari obyek maupun keindahan yang berasal dari subyek
(pengamatan/pencipta). Keindahan yang berasal dari subyek penciptanya berkaitan
dengan proses kreatif dan fisolofisnya.
Pengertian estetika terus berkembang
sesuai dengan peradaban, konsepsi hidup manusia, keadaan dan jamannya, seperti
pandangan estetik dari sudut ekomoni yang berkonsepsi kecil itu indah, efisien
itu indah, murah itu indah, dan sebagainya. Apa alasan orang ingin mengenal
estetika?
Pertama, karena karya-karya seni dan
desain yang alami maupun yang buatan begitu berharga sehingga dipelajari
ciri-ciri khasnya demi karya seni dan desain itu sendiri.
Kedua, ia mesti berpendapat bahwa
pengalaman estetika (pengalaman mengenai karya seni dan desain) itu begitu
berharga baik untuk kelompoknya maupun masing-masing anggotanya sehingga karya
seni dan desain itu mesti dipelajari. Cara mempelajarinya: dari sudut pandang
apakah kualitas-kualitas karya ini mencapai tujuan.
Ketiga, mungkin dikira bahwa pengalaman
ini begitu bernilai pada dirinya sendiri sehingga membutuhkan pengujian dan
penelitian mengenai kualitas-kualitas karya seni dan desain itu.
B.
KURSI
WINDSOR
Windsor Chair adalah kursi klasik era mid-century
yang khas dimana kaki dan sandaran yang telah dibubut ditancapkan pada bidang
alas dudukan dari kayu solid yang telah dilubangi. Alas dudukan inilah
konstruksi utama yang menjadi sumbu dari rangka kaki dan sandaran punggung, dan
inilah ciri khas dari kursi Windsor. Sedangkan ciri lainnya adalah dudukan
bagian depan dibentuk sedikit melekuk menyerupai pelana kuda.
Kursi Goyang Windsor atau yang lebih dikenal sebagai
the English Windsor merupakan kursi goyang pertama yang pernah di buat yang
ditujukan untuk England’s Windsor Castle. Kursi ini dibuat di awal 1700an.
Ketika pertama kali dibuat, kursi ini didesain sebagai tempat duduk dan
bersantai di taman dan di luar rumah. Kala itu, kursi goyang dibuat dari bahan
kayu karena kayu saat itu jumlahnya berlimpah dan sangat mudah ditemukan di
alam bebas.
Baru setelah memasuki abad 18, berbagai macam
variasi kursi goyang Windsor mulai diperkenalkan, misalnya Windsor comb-back
rocker, dimana sandaran kursi goyang dibuat jarang-jarang menyerupai sisir, yang
membuat merasa nyaman duduk di atas kursi goyang bukan karena ayunan yang
dihasilkan ketika kita duduk di atasnya. Kaki pada kursi goyang memang berbeda
dari kaki kursi biasanya. Bentuknya yang melengkung menyebabkan kontak antara
ujung kaki kursi goyang dengan lantai hanya berlangsung cepat dan hal ini lah
yang mendorong kursi goyang untuk berayun ke bagian kaki kursi yang satunya.
Manfaat yang ditimbulkan akibat ayunan yang dihasilkan kursi goyang ini cukup
besar, diantaranya dapat membuat penggunanya merasa tubuhnya menjadi ringan.
Selain itu, kursi goyang juga dapat membantu
sirkulasi pernafasan dan menenangkan pikiran. Maka dari itu, terkadang tak
hanya para orang tua yang menyukai duduk d kursi goyang ini, tapi juga orang
dewasa, remaja, hingga anak-anak. Bahkan, boks bayi juga ada yang didesain
dengan kaki menyerupai kaki pada kursi goyang. Hal ini untuk memberikan sensasi
ayunan pada bayi sehingga ia dapat tertidur dengan pulas.
Dari masa mid century ke era modern kini, penggunaan
kursi-kursi klasik sejenis kursi Windsor masih sangat diminati, terutama
kalangan yang hoby koleksi furniture skandinavia, retro, art deco dll. Menurut
saya pribadi tanpa memandang remeh histori kursi tradisional Indonesia, memang
keindahan desain kursi klasik luar negeri seperti gaya skandinavia tidak membuat
orang cepat bosan memandangnya, disamping itu keberagaman desainnya pun
bermacam-macam. Ada dengan arm/tanganan, ada yang kerucut di bagian punggung
kursi, ada yang berupa rocking / kursi goyang dll. Menurut saya pribadi,
perbandingan terbaik kursi Windsor setara dengan kursi tiffany, kursi klasik
dengan pengagum kelas dunia yang masih bisa ditemui di event-event terkemuka
saat ini.
Apabila Anda pernah menonton video music clip dari
The Piano Guys grup musikal asal Amerika Serikat ini pernah dalam scene video
mereka menggunakan kursi windsor sebagai tempat duduk Steven Sharp Nelson yang
menjadi pemain chello-nya.
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Banyak hal yang dapat
kita ambil dalam artikel ini, penulis menyimpulkan bahwa
Windsor Chair adalah kursi klasik era mid-century yang khas dimana kaki dan
sandaran yang telah dibubut ditancapkan pada bidang alas dudukan dari kayu solid
yang telah dilubangi. Alas dudukan inilah konstruksi utama yang menjadi sumbu
dari rangka kaki dan sandaran punggung, dan inilah ciri khas dari kursi
Windsor. Sedangkan ciri lainnya adalah dudukan bagian depan dibentuk sedikit
melekuk menyerupai pelana kuda.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar