A.
PENEMU KAMERA TERNYATA SEORANG
MUSLIM
Jauh
sebelum masyarakat Barat menemukannya, prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera
telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000 tahun silam. Peletak
prinsip kerja kamera itu adalah seorang saintis legendaris Muslim bernama Ibnu
al-Haitham. Pada akhir abad ke-10 M, al-Haitham berhasil menemukan sebuah
kamera obscura. Itulah salah satu karya al-Haitham yang paling menumental.
Penemuan yang sangat inspiratif itu berhasil dilakukan al-Haithan bersama
Kamaluddin al-Farisi. Keduanya berhasil meneliti dan merekam fenomena kamera
obscura. Penemuan itu berawal ketika keduanya mempelajari gerhana matahari.
Untuk mempelajari fenomena gerhana, Al-Haitham membuat lubang kecil pada
dinding yang memungkinkan citra matahari semi nyata diproyeksikan melalui
permukaan datar. Kajian ilmu optik berupa kamera obscura itulah yang mendasari
kinerja kamera yang saat ini digunakan umat manusia. Oleh kamus Webster,
fenomena ini secara harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya bentuknya
berupa kertas kardus dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya. Teori yang
dipecahkan Al-Haitham itu telah mengilhami penemuan film yang kemudiannya
disambung-sambung dan dimainkan kepada para penonton.
“Kamera obscura pertama kali dibuat ilmuwan
Muslim, Abu Ali Al-Hasan Ibnu al-Haitham, yang lahir di Basra (965-1039 M),”
ungkap Nicholas J Wade dan Stanley Finger dalam karyanya berjudul The
eye as an optical instrument: from camera obscura to Helmholtz’s perspective.
Dunia
mengenal al-Haitham sebagai perintis di bidang optik yang terkenal lewat
bukunya bertajuk Kitab al-Manazir (Buku optik). Untuk membuktikan teori-teori
dalam bukunya itu, sang fisikawan Muslim legendaris itu lalu menyusun Al-Bayt
Al-Muzlim atau lebih dikenal dengan sebutan kamera obscura, atau kamar gelap. Bradley
Steffens dalam karyanya berjudul Ibn al-Haytham:First Scientist mengungkapkan
bahwa Kitab al-Manazir merupakan buku pertama yang menjelaskan prinsip kerja
kamera obscura. “Dia merupakan ilmuwan pertama yang berhasil memproyeksikan
seluruh gambar dari luar rumah ke dalam gambar dengan kamera obscura,” papar
Bradley.
Istilah
kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pun diperkenalkan di Barat sekitar
abad ke-16 M. Lima abad setelah penemuan kamera obscura, Cardano Geronimo (1501
-1576), yang terpengaruh pemikiran al-Haitham mulai mengganti lobang bidik
lensa dengan lensa (camera). Setelah itu, penggunaan lensa pada kamera onscura
juga dilakukan Giovanni Batista della Porta (1535-1615 M). Ada pula yang menyebutkan
bahwa istilah kamera obscura yang ditemukan al-Haitham pertama kali
diperkenalkan di Barat oleh Joseph Kepler (1571 – 1630 M). Kepler meningkatkan
fungsi kamera itu dengan menggunakan lensa negatif di belakang lensa positif,
sehingga dapat memperbesar proyeksi gambar (prinsip digunakan dalam dunia lensa
foto jarak jauh modern). Setelah itu, Robert Boyle (1627-1691 M), mulai
menyusun kamera yang berbentuk kecil, tanpa kabel, jenisnya kotak kamera
obscura pada 1665 M. Setelah 900 tahun dari penemuan al-Haitham pelat-pelat
foto pertama kali digunakan secara permanen untuk menangkap gambar yang
dihasilkan oleh kamera obscura. Foto permanen pertama diambil oleh Joseph
Nicephore Niepce di Prancis pada 1827.
Tahun
1855, Roger Fenton menggunakan plat kaca negatif untuk mengambil gambar dari
tentara Inggris selama Perang Crimean. Dia mengembangkan plat-plat dalam
perjalanan kamar gelapnya – yang dikonversi gerbong. Tahun 1888, George Eastman
mengembangkan prinsip kerja kamera obscura ciptaan al-Hitham dengan baik
sekali. Eastman menciptakan kamera kodak. Sejak itulah, kamera terus berubah
mengikuti perkembangan teknologi. Sebuah versi kamera obscura digunakan dalam
Perang Dunia I untuk melihat pesawat terbang dan pengukuran kinerja. Pada
Perang Dunia II kamera obscura juga digunakan untuk memeriksa keakuratan
navigasi perangkat radio. Begitulah penciptaan kamera obscura yang dicapai
al-Haitham mampu mengubah peradaban dunia.
Peradaban
dunia modern tentu sangat berutang budi kepada ahli fisika Muslim yang lahir di
Kota Basrah, Irak. Al-Haitham selama hidupnya telah menulis lebih dari 200
karya ilmiah. Semua didedikasikannya untuk kemajuan peradaban manusia.
Sayangnya, umat Muslim lebih terpesona pada pencapaian teknologi Barat,
sehingga kurang menghargai dan mengapresiasi pencapaian ilmuwan Muslim di era
kejayaan Islam.
B. SEJARAH
DAN PERKEMBANGAN KAMERA
Kamera
berasal dari istilah qamara (bahasa arab). Camera obscura pertama kali dibuat
oleh ilmuan muslim bernama Abu Muhammad Ibn Al Hasan Ibn Al Haytham atau Ibnu
Haitam, yang lahir di Basra, Irak (965 - 1039 M). Dunia mengenal Ibnu Haitam
(dIi Barat dikenal sebagai Alhazen) sebagai perintis dibidang optik yang
terkenal lewat bukunya bertajuk kitab Al-Manazir (buku optik). Salah satu teori
dalam buku tersebut yaitu mengenai fenomena kamar gelap yang menjadi konsep
dasar kamera sekarang ini. Bradley Steffens dalam karyanya yang berjudul Ibnu
haitam : first scientist mengungkapkan, kitab Al manazir merupakan buku pertama
yang menjelaskan prinsip kerja camera obscura. Ibnu haitam juga merupakan orang pertama yang
menggambarkan seluruh detil bagian indra
penglihatan manusia dan pencetus teori lensa pembesar.
“The
Optics yang menyimpan banyak teori - teori ilmu tentang cahaya dan lensa juga
penglihatan ini banyak dipakai di Universitas-Universitas Eropa dan bahkan menjadi materi wajib di banyak kampus
di negeri Eropa.
Kamera
berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar
atau bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo
Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa
pada bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak tahan
lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada
tahun 1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak
sangat peka terhadap cahaya namun beliau belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan
gagasannya. Pada tahun 1826, Joseph
Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang dihasilkan
kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama.
Kemudian, pada tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari bayangan
sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat
tembaga berlapis perak. Daguerre yang mengadakan
Gambar Kamera portable
obscura Gambar kamera
daguerreotype
kongsi
pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan kamera, meski
Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal sebagai
kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana
sebagai imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang
pensiun seumur hidup kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian
berkembang menjadi kamera yang dikembangkan sekarang
C. SEJARAH
PERKEMBANGAN KAMERA DIGITAL
Fotografi
digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi.
Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang
mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan
kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto yang
baik. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur untuk membuat
foto yang bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang bisa menjadi
fotografer profesional. Pada tahun 1960 Eugene F. Lally, seorang teknisi dari
Jet Propulsion Laboratory NASA adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk
mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari
misi-misi luar angkasa Amerika Serikat. Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik
turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah
tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat
mungkin. Maka digunakanlah media
pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik,
kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih
dianggap merepotkan, karena terjadi
penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman
foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama. Untuk menjawab persoalan
ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang
berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi
dari perusahaan Kodak yang bernama Steven
Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
1. JENIS-JENIS KAMERA
a. Kamera TLR
Kamera
Twin Lens Reflex atau yang biasa disingkat TLR merupakan kamera yang memiliki
dua lensa dengan panjang fokal sama. Kamera ini
biasanya digunakan sejajar dengan perut pengguna karena viewfindernya
terletak di bagian atas dengan cermin 45 derajat.
b. Kamera SLR
Kamera
SLR (Single Lens Reflex atau Cermin Lensa Tunggal), disebut SLR karena cara
kerja kamera ini karena pembidikannya dipantulkan melalui prisma dan cermin
lalu diteruskan pada lensa utama sehingga tidak terjadi efek paralax (perbedaan
bidikan dan hasil gambar yang ditangkap kamera) seperti yang terjadi pada kamera jenis range finder. Dengan kamera
jenis ini, fotografer harus menentukan kecepatan shutter speed (Kecepatan
rana), aperture (bukaan diafragma) serta fokus, maka disini fotografer adalah
si penentu kualitas foto, apakah jadi
kabur nggak karuan atau lebih indah dari aslinya. Dengan kamera SLR sang
fotografer dapat berkreasi
sebebas-bebasnya dengan membuat efek-efek tertentu dengan cara membuat
kombinasi yang berbeda antara shutter speed dan aperture, selain itu kamera SLR
sangat banyak asesorisnya seperti berbagai jenis lensa, filter dll. Dengan
berkembangnya teknologi dibidang fotografi, maka saat ini kamera SLR juga memliliki kemampuan yang serba otomatis
yang menyesuaikan dengan kondisi pencahayaan, seperti fokus otomatis, kecepatan
rana otomatis, dan bukaan diafragma otomatis. Selain dapat disetel otomatis
kamera tersebut dapat disetel manual. Kamera
jenis SLR paling banyak digunakan oleh amatir maupun profesional, selain
karena kemampuannya, menggunakan kamera jenis ini menurut mereka lebih
menantang karena banyak fitur dan pengaturan manual-nya.
c. Kamera Pocket
Kamera
pocket bisa disebut kamera saku, karena bentuknya yang kecil dan mudah dibawa
kemana-mana serta sangat praktis dan mudah menggunakannya karena tidak perlu
menyetel apa-apa. Jadi dalam hal ini sang fotografer tidak perlu ikut campur
masalah teknis kamera. Namun pada saat ini kamera pocket telah cukup berkembang
dengan berbagai macam fasilitas seperti penambahan lensa.
d. Kamera Polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran
polaroid yang langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu
melakukan proses cuci cetak film.
e. Kamera RangeFinder
Pembidikan kamera ini secara
langsung tanpa melalui lensa utama (sama dengan kamera pocket) beberapa fasilitasnya mirip dengan kamera
SLR, seperti pengaturan diafragma,
kecepatan rana, penyetelan fokus serta dapat ditambah asesoris seperti filter
dll. Kamera jenis ini sekarang sudah
tidak populer lagi.
f. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya
mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar pengukur cahaya (lightmeter
atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret secara otomatis telah
diatur.
D.
CARA
KERJA KAMERA
Kamera
terdiri atas sebuah lensa cembung dan film. Saat menekan tombol shutter pada
kamera, terdapat proses yang sangat cepat dalam menangkap gambar. Pantulan
cahaya dari benda yang ada di depan
kamera masuk ke kamera lalu mengenai lensa cembung. Lensa cembung ini yang akan
memfokuskan cahaya yang diterima berupa
bayangan terbalik ke suatu tempat yang disebut film yang sangat peka
cahaya. Proses kimia terjadi saat film terkena cahaya dan membentuk sebuah pola
gambar. Hanya bagian film yang terkena cahaya yang akan terbakar dan hangus,
sedangkan bagian yang lainnya tetap. Film yang digunakan untuk foto hitam putih
menggunakan satu lapis senyawa garam perak halida. Sedangkan untuk foto
berwarna menggunakan minimal 3 lapis senyawa garam perak halida. Hasil dari
penangkapan film adalah sebuah lembaran hitam yang disebut klise/negatif.
Kemudian film dicetak pada kertas foto. Pada proses ini arang sisa film yang
terbakar karena terkena cahaya akan terbuang sehingga lapisan film menjadi putih/transparan. Sedang yang tidak terbakar
tetap hitam. Proses selanjutnya adalah mentransfer film (negatif) ke atas
kertas foto (positif) atau disebut dengan proses pencetakkan. Kertas yang digunakan untuk
mencetak foto adalah kertas khusus yang
dilapisi senyawa ferro. Oh iya, proses pencetakan atau pencucian foto
harus dilakukan pada ruang gelap loh.
Kenapa begitu? Karena cahaya dapat merusak hasil film yang sangat mudah
terbakar.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebelum
kamera ditemukan, orang membuat gambar dengan melukis atau menggambar. Itu
membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat. Ditemukannya kamera obskura merupakan
tonggak perubahan adanya kamera yang kita manfaatkan saat ini. Kamera
memungkinkan orang untuk membuat catatan visual dari kehidupan mereka dan
kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa melihat foto-foto suatu tempat yang
jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih dekat dan terbayangkan.
Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan berpendapat tentang dunia. Kamera
membawa perubahan besar pada kehidupan. Saat ini, untuk mencetak sebuah gambar
pada kertas foto sudah tidak menggunakan kertas film lagi. Kini kamera modern
yang disebut kamera digital menggunakan proses elektronik dan menyimpan gambar
hasil pemotretan pada sebuah kartu (memory card) Hasil foto bisa dilihat secara
langsung secara digital tanpa harus melalui proses pencetakkan terlebih dahulu.
Sampai sekarang cara kerja kamera modern masih dikembangkan oleh setiap
produsen kamera.
DAFTAR PUSTAKA DAN ELEKTRONIK
At-Tamiir, Fatir, Keilmuan-Science-Teknologi-
Asal Usul
Kamera,
http://www.grandul.com/t57-asal-usul-kamera : 2002
http://hazfaa.blogspot.com/2011/05/asal-muasal-kamera-obscura-
proyektor.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kamera Wibowo
Fred. 2004.
0 komentar:
Posting Komentar